Tim Glory Ganesha 19 Keluar Sebagai Juara Kedua di Lomba Inovasi Beton Nasional Discovery 2.0
Tim
Glory Ganesha 19 yang beranggotakan Yanuar Setya Yudhatama, Dinda Ajeng
Anindita Putri dan Rian Astama kembali menoreh prestasi yang membanggakan.
Ketiga mahasiswa program studi Teknik Sipil Universitas Tunas Pembangunan
Surakarta tersebut berhasil meraih juara dua di Lomba Inovasi Beton Nasional
Discovery 2.0 yang diadakan oleh Universitas Wijayakusuma Purwokerto (UNWIKU). Lomba
ini di gelar secara daring dengan mengangkat tema "Inovasi Beton Tepat
Mutu, Ekonomis, dan Ramah Lingkungan dengan Mengoptimalkan Limbah Sebagai Bahan
Inovasi". Penilaian lomba ini difokuskan pada kesesuaian target mutu
rencana proposal dan target mutu yang dihasilkan dan juga menekankan pada mutu
tinggi. “Jika diperlombaan-perlombaan sebelumnya mengangkat tema “Kuat Mutu”
kali ini tema yang diberikan oleh UNWIKU cukup menarik yaitu 'Tepat Mutu'. Maksud
dari tepat mutu disini adalah produk beton inovasi harus mempunyai kuat tekan
yang kurang lebih sama dengan rencana mutu yang sudah Kami persiapkan di
proposal. Target rencana mutu beton kami pada perlombaan ini adalah 55 MPa pada
umur 28 hari, dan itu termasuk mutu tinggi”, jelas Dinda selaku Ketua tim Glory
Ganesha 19.
Pada
perlombaan inovasi beton kali ini Tim Glory Ganesha 19 yang diwakili Dinda
menceritakan tentang bagaimana proses mereka mengikuti lomba inovasi beton ini
hingga mempresentasikan proses dan hasil dari penelitian yang menurutnya
waktunya sangat singkat. “Pertama kali tentu membedah TOR, setelah itu kita
studi literatur tentang beton tepat mutu dan ramah lingkungan, mengidentifikasi
masalah dan dilanjut membuat beberapa mix design percobaan. Kita juga
mempersiapkan material yang dibutuhkan, lalu melakukan trial & error.
Setelah didapat mix design yang dirasa cocok, lalu kita gunakan saat mixing
day. Selagi menunggu pengumuman final, kita juga menyiapkan diri dan membuat
materi presentasi. Benar-benar kita dibatasi oleh waktu, kami hanya trial beberapa
kali tapi tidak diuji 28 hari full. Kami uji pada umur 14 hari lalu dikonversi
pada umur 28 hari akan mendapat berapa MPA”, Jelas Dinda.
Selain
masalah waktu tantangan lain yang dihadapi oleh Team Glory Ganesha 19 adalah
soal penggunaan semen yang dibatasi hanya 300 kg/m³ dan dituntut untuk
menghasilkan beton mutu tinggi. Padahal normal beton dengan mutu tinggi itu
pasti banyak menggunakan semen. Jadi semen yang digunakan adalah abu sek padi
& abu ampas tebu. “Kami harus memutar otak bagaimana caranya membuat mix
design untuk beton mutu tinggi dengan semen yang dibatasi, lalu kami berinovasi
menggunakan abu sekam padi & abu ampas tebu sebagai substitusi semen, serta
limbah pemotongan marmer sebagai pengganti agregat halus atau pasir”, Terang
Dinda.
Pada
saat babak penyisihan Tim Glory Ganesha sempat menempati posisi pertama. Namun
setelah pengumuman juara Tim Glory Ganesha dinyatakan sebagai juara kedua,
sementara Tim semar dari UNS dinyatakan sebagai juara pertama.
“Dari
hasil point Tim Glory Ganesha dan Tim Semar UNS hanya beda 0,6. Karena sistem
penilaiannya 55% babak penyisihan dan 45% babak final. Kami memang mengakui
bahwa Tim Semar dari UNS memang saingan terberat kami. Mereka selain memiliki
dosen pembimbing yang peduli, mereka juga sangat totalitas. Kalau untuk mutu
beton antara UTP & UNS itu sebenarnya tidak jauh beda, sama-sama tinggi,
mungkin perbedaannya di inovasi yang digunakan dan penguasaan materi”, ungkap
Dinda.
Dinda
mengungkapkan bahwasanya ada rasa sedikit kecewa dengan hasil akhirnya karena
perbedaan nilai yang sangat tipis, namun itu tidak mematahkan semangatnya dan Tim
Glory Ganesha 19. “Kami sudah berusaha semaksimal mungkin dan memberikan yang
terbaik bagi Fakultas Teknik dan Prodi Teknik Sipil UTP. Kami juga akan
mengevaluasi dari hasil lomba ini agar perlombaan selanjutnya Kami bisa tampil
lebih maksimal”, Ungkap Dinda.
Sekali
lagi selamat Untuk Tim Glory Ganesha 19, semangat selalu dan jangan pantang
menyerah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar